Pesan Moral Tembang Dolanan Ilir-ilir

Oleh : Rika Anggoro Prasetya Dimuat di Harian Bernas, 12 Mei 2016 Tembang dolanan adalah puisi lisan Jawa yang dinyayikan oleh a...

Oleh : Rika Anggoro Prasetya
Dimuat di Harian Bernas, 12 Mei 2016



Tembang dolanan adalah puisi lisan Jawa yang dinyayikan oleh anak-anak. Lagu dolanan dinyayikan ketika anak-anak sedang bermain di halaman rumah, terutama pada waktu terang bulan. Lagu jenis ini juga sering dibawakan oleh pewaris aktif seni karawitan Jawa (Hutomo dan Sutarto, 2001)  Salah satu tembang dolanan Jawa yang bisa dikatakan popular adalah tembang Ilir-ilir. Tembang Ilir-ilir sudah tak asing lagi bagi telinga masyarakat Jawa (Purwadi, 2005).  Tembang Ilir-ilir merupakan tembang yang banyak berisikan petuah hidup yang sangat bijak dan indah. Tembang ini sekilas terkesan mendayu-dayu dan sering digunakan untuk momong (mengasuh) anak kecil, atau sebagai lagu pengantar tidur. Meskipun dinamakan tembang dolanan, namun tembang ini tidak hanya digunakan untuk  keperluan dolanan atau bermain-main saja. Tembang Ilir-ilir diyakini sebagai gambaran langkah-langkah perjalanan hidup manusia (Endraswara, 2004). Tembang Ilir-ilir sejatinya merupakan ajakan untuk bangunnya pikiran dan hati nurani manusia agar  memilih jalan kebenaran dan jalan kebaikan, jalan cahaya yang di ridhoi Sang Pencipta.
Simbol-simbol dalam syair tembang Ilir-ilir mengandung makna yang tersembunyi seperti Ilir-ilir tandure wus sumilir yang berarti sebuah pengharapan tentang terbangun dari tidur panjang, terbangunkannya akal pikiran dan nurani manusia.Tak ijo royo-royo,Tak sengguh penganten anyar kekayaan dan kemakmuran dari hasil bumi sepatutnya memberikan dan mendatangkan kebahagian layaknya seperti pengantin baru. Cah angon penekna blimbling kuwi dengan adanya para pemimpin yang adil dan mampu membimbing rakyat pada jalan yang benar Lunyu-lunyu penekna kanggo masuh dodotira dimana untuk menggapainya sungguh lah berat, penuh tantangan, Dododtira-dodotira kumitir bedhahing pinggir namun bagaimanapun kita harus berusaha meraih suatu keadaan yang berlandaskan pada kebaikan dan kebenaran, Domana jlumantana kanggo seba mengko sore, dengan menyucikan diri kita sendiri dari keburukan, kebobrokan moral,  dengan memperbaiki cara pandang, akal, nurani, yang robek di sana-sini, Mumpung jembar kalangane Mumpung  gedhe rembulane karena kita memasuki saat yang menentukan, saat pergantian, saat pertanggungjawaban pada Tuhan, selagi kita masih mempunyai waktu. Ya suraka surak hore pada akhirnya kita sebagai manusia berbahagia ria karena bertemu dengan Sang Pencipta.
Dari hasil interpretasi simbol-simbol dalam tembang dolanan Ilir-ilir tersebut, dapat dirumuskan nilai-nilai moral yaitu kita sebagai manusia hendaknya membangun, menata dan mengatur kembali diri kita baik secara hati maupun pikiran. Manusia harus mensyukuri pemberian dari Sang Pencipta dengan segala yang hal yang sudah di berikan oleh Sang pencipta. Manusia harus meminta pertolongan hanya kepada Tuhan dalam setiap cobaan yang di ujikan oleh Tuhan
Masyarakat kita dewasa ini luput memperhatikan keberadaan, tembang dolanan Jawa. Sayangnya sebagian masyarakat beranggapan bahwa tembang dolanan Jawa sudah ketinggalan zaman. Padahal berbagai tembang dolanan seperti Ilir-ilir mampu menjadi salah satu bentuk pegangan spiritual yang kuat bagi kehidupan masyarakat. Sebagai media untuk mengurangi kemerosotan moral manusia modern. Sebagai alat untuk membentuk karakter manusia Indonesia menjadi lebih baik di masa kini dan masa yang akan datang. Dengan beragamnya makna yang ada dalam tembang-tembang dolanan Jawa khususnya Ilir-ilir sepatutnya perlu dilakukan kajian lebih mendalam tentang syair tembang dolanan Ilir-ilir karena mengandung makna yang kaya, dan membutuhkan banyak bidang ilmu untuk menguaknya.

Related

Opini Mahasiswa 9220461600207891327

Post a Comment

emo-but-icon

Form Update Data Alumni Semua Angkatan

ALT/TEXT GAMBAR

Hot in week

Facebook Page

item